Langsung ke konten utama

Featured Post

Merdeka?

Sudah 79 tahun Indonesia berdiri sebagai negara yang berdaulat setelah bapak proklamator menyatakan kemerdekaan negeri ini. Teriring doa untuk segenap pahlawan yang telah gugur memperjuangkan kemerdekaan Indonesia dari penjajah, hingga tepatnya 17 Agustus 1945, pukul 10.00 WIB di Jl. Pegangsaan Timur 56, Jakarta Pusat. Sejak saat itulah Indonesia mulai diakui sebagai negara yang berdaulat. Merdeka.! 79 tahun sudah berlalu.. Namun, apakah kita benar-benar sudah merdeka? Faktanya.. Dewasa ini, kita masih "berperang" melawan berbagai permasalahan dan "penyakit" yang menjalar dalam tubuh bangsa. Masalah tersebut kian menghantui negeri ini menyongsong Indonesia Emas 2045. Apa saja?  Katakanlah, kemiskinan , judi online , dan narkotika di antaranya. *KEMISKINAN Menurut data Bank Dunia, pada tahun lalu, 9,36 % populasi Indonesia masih hidup di bawah ambang batas kemiskinan. (1) *JUDI ONLINE Menurut data PPATK, nilai transaksi perjudian di Indonesia mencapai Rp327 T. Sekit...

Nahwu #2 - Jumlah dan Syibhul Jumlah




1. Jumlah Mufidah

Jumlah mufidah adalah susunan dua kata atau lebih yang memberikan makna yang sempurna.

Jumlah terbagi menjadi dua, yaitu :

  • Jumlah Ismiyyah adalah jumlah yang diawali dengan isim atau dzamir.

    Contoh : العلمُ نورٌ (ilmu itu adalah cahaya), َنحنُ مجاهدون (kami adalah pejuang)

  • Jumlah fi'liyyah adalah jumlah yang diawali dengan fi'il.

    Contoh : حَضَرَ الرجلُ (Lelaki itu telah hadir), يَكْتُبُ الطالِبُ (Siswa itu sedang menulis), ادرسْ (belajarlah!)

 

2.   Syibhul Jumlah

Syibhul jumlah adalah susunan yang menyerupai jumlah, susunan ini dibentuk oleh :

  • Dzarf, yang setelahnya adalah mudaf-mudaf ilaih. 
    Contoh : فوقَ الشجرةِ (di atas pohon), قَبْلَ الظهر (sebelum dzuhur);atau
  • Jarr-majrur 
    Contoh : فِيْ المَنزلِ (di rumah),  عَلَى المَكْتَبِ(di atas meja)

 

Dzarf dan jarr-majrur dinamakan syibhul jumlah karena keduanya tidak memiliki makna yang sempurna seperti jumlah, melainkan hanya mirip saja. Sebenarnya, dalam frasa di atas ada khobar yang dihilangkan sebelum menjadi syibhul jumlah. Untuk lebih mudahnya, kita lihat contoh di bawah ini:

Contoh : Jumlah (زَيْدٌ عِندَكَ) aslinya adalah (زَيْدٌ مَوْجُوْدٌ عِنْدَكَ) (Zaid ada di sisimu). Dzarf tersebut dikaitkan ke khobar yang dihilangkan yakni مَوْجُوْدٌ agar memiliki makna yang sempurna. 

 

Sumber : Kitab Mulakhkhos Qowa'id al-Lughoh al-'Arabiyyah karya Fuad Ni'mah (rujukan utama).

Komentar

Postingan Populer